Servis Mobil Surabaya - Ban menjadi salah satu komponen penting di kendaraan, terutama kendaraan roda empat. Jika tidak dirawat dengan benar, ban justru berpotensi menimbulkan kecelakaan bagi pengendaranya.
Belakangan banyak terjadi kecelakaan fatal akibat ban. Misalnya saja yang terbaru ada mobil MPV yang terguling dan menyebabkan tiga nyawa melayang di ruas tol Jagorawi. Diketahui, penyebab awal mobil nahas tersebut terguling yaitu pecah ban.
Soal ban mobil, Leader Quality Assurance PT Hankook Tire Indonesia, Robby Unggul menyebut, ada tips khusus memilih dan merawat ban mobil. Robby mengatakan, yang perlu diketahui sejak awal adalah tahun produksi ban.
"Pertama kenali umur ban dengan melihat tanggal, bulan, dan tahun produksi ban. Istilah teknisnya weekly ban. Itu adalah deret angka di ban yang menjelaskan kapan dia diproduksi, bukan ke berapa, minggu ke berapa dan tahun berapa," ujarnya saat ditemui JawaPos.com, di pabrik ban Hankook, Kawasan Industri Cikarang, Jawa Barat, baru-baru ini.
Memang belum banyak orang paham soal usia pakai ban. Sialnya lagi, banyak oknum pedagang nakal yang menjual murah bannya dengan menghapus tanggap produksi ban. Padahal, mungkin ban tersebut sudah mendekati habis atau malah melewati usia pakainya.
Alhasil, ketidaktahuan masyarakat pengguna mobil menjadi santapan pedagang ban nakal. Buntutnya, ban yang sudah tak layak pakai bisa membahayakan pengendaranya.
"Kalau sudah lewat itu, akan mengalami penurunan performa. Karena ban terbuat dari karet. Jika kelamaan, dia akan crack atau getas. Risikonya ban menjadi mudah botak, rontok, dan fatalnya tak lagi mampu menahan tekanan angin kemudian pecah," lanjut Robby.
Sebagai informasi, usia ban sendiri diatur oleh Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI). Usia pakai ban ada yang tiga tahun, ada yang sampai lima tahun. Setelah tahun produksi dan usia pakai, yang tak kalah penting untuk dicermati adalah menententukan dan menyesuaikan pattern atau pola ban itu sendiri. Pola ban biasa dikenal dengan kembang ban di permukaan ban.
"Ban juga ada jenis-jenisnya, mulai dari ban biasa hingga ban UHPT atau Ultra High Performance Tire. Pattern menentukan kapabilitas penggunaan ban. Ban ingin dipakai di mana, jalan raya biasa atau di off-road misalnya," jelas Robby.
Sederhananya soal pattern ban dan peruntukannya, ban jalan raya tidak bisa dipakai di off-road. Sebaliknya, ban off-road tidak bisa dipakai di jalan raya biasa.
Menentukan pola atau pattern ban di sini adalah menyesuaikan dengan kebutuhan penggunaan ban itu sendiri. "Jadi sesuaikan, kenali pattern ban sesuai kebutuhan. Pattern sendiri berfungsi membuang udara, hawa panas jalan, tekanan, atau air melalui celah-celah kembangannya," ucapnya.
Setelah mencermati tahun produksi dan pola ban, hal tak kalah penting berikutnya yakni ukuran ban. Ukuran ban harus disesuaikan dengan lebar dan tinggi velg, serta beban kendaraan.
Terakhir, yang juga tak boleh diabaikan adalah pemeliharaan ban. Langkah paling sederhana memelihara ban yang tak boleh diabaikan yakni pengecekan angin berkala. Selain itu, melakukan rotasi ban secara rutin agar pola ban habis secara bersamaan.
Hal ini untuk menghindari ban belang antara depan dan belakang, atau antara kiri dan kanan. Penggantian ban pun bisa dilakukan bersamaan.
Meski saat ini ban di pasaran rata-rata sudah tubeless dan minim risiko bocor, perhatikan juga untuk menyediakan ban serep. Ban serep bisa dirawat dengan rajin mengecek tekanan angin dan kebersihan ban dari partikel yang bisa mengurangi performa. Dengan demikian, ban serep bisa tetap digunakan saat dibutuhkan.
Posting Komentar